Tebal : 241 halaman
Penerbit : GagasMedia
Kota penerbit : Jakarta
Cetakan : Pertama 2009
Dilihat dari judulnya, memang novel ini sudah terlihat berakhir sad ending. Tapi, meskipun begitu, novel ini tetap asyik untuk dibaca apalagi untuk remaja seperti kita. Yap, novel ini bercerita tentang empat anak SMA yang berbeda karakter dan terpaksa terjebak dalam satu tujuan. Mengurus mading sekolah.
Caraka, yang suka bertindak tanpa berpikir, suka ikut campur namun baik hati. Nadya sang ketua kelas dan aktivis beberapa kegiatan sekolah yang tak pernah meminta bantuan orang lain. Sarah, si ketua mading yang tak pernah menolak dan pemalu, serta Nathan, zombie yang cerdas dan suka berkata pedas.
Keempatnya, adalah orang-orang yang sengaja disatukan oleh Bu Ratna, wali kelas mereka untuk membuat sebuah keajaiban. Dimana untuk mencapai keajaiban tesabut mereka akan mendapatkan banyak pelajaran tentang arti persahabatan, kehidupan dan kehilangan.
Kelebihan dari novel ini adalah memberikan banyak pelajaran, khususnya bagi remaja yang sedang mengalami masa-masa penuh masalah namun dikemas dalam bacaan yang ringan. Bahasa yang digunakanpun bagus dan cocok untuk remaja meskipun dalam novel ini menggunakan bahasa baku tanpa ‘elo-gue’ seperti pada novel teenlit pada umumnya. Yang membuat saya terkesan adalah sebuah puisi disana yang menggambarkan sifat seorang wanita pada umumnya, suka menangis, namun sering disalahartikan oleh orang lain. Puisi tersebut berbunyi seperti ini:
Ketika wanita menangis,
Itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya,
Melainkan justru dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.
Ketika wanita menangis,
Itu bukan berarti dia tidak berusaha menahan air matanya
Melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.
Melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.
Ketika wanita menangis,
Itu bukan karena dia ingin terlihat lemah,
Melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat.
Saya belum menemukan kekurangan yang berarti di novel ini. Pokoknya top markotop deh, dijamin yang membaca akan menangis karena ceritanya yang mengharu biru :)


